memiliki kekasih seorang populer bukanlah perkara mudah. begitu banyak sayatan cemburu dan jengkel yang harus diperam dalam-dalam setiap hari. namun, jangan sampai hanya karena hal itu, lantas kaki mundur dan meninggalkan dia yang dicinta. begitupun dia yang mencintai kita.
saya, bersama seorang laki-laki bernama lengkap Maulana Rosihan Islam, telah menjalin hubungan kasih selama setahun. Rossi, atau saya biasa akrab menyapanya dengan 'Abang', adalah salah satu tipe laki-laki populer yang banyak dilirik perempuan. bukan bermaksud meninggikan apalagi sombong. dia memiliki kharisma, ya, saya sebut itu kharisma. karena memang itulah yang ada pada tutur katanya. kemampuannya mengolah kata di depan perempuan hingga mereka merasa disanjung serasa ratu, namun tidak begitu maksudnya.
lama saya perhatikan sifat dan sikapnya ini. saya sadar, itu salah satu kelebihannya sebagai laki-laki. sebagai kekasihnya, haruslah saya mengerti dan pandai menjaga emosi jikalau ia berlaku seperti itu di depan saya. benar-benar kesabaran tingkat lutut. mengapa lutut? karena hari-hari yang saya lakukan tidak sepeti pasangan Primus dan Jihan Fahira di televisi (meski kami cukup terkenal di kampus sebagai pasangan aktivis *uhuk!*), kami bukan Habibi dan Ainun yang hubungannya diwarnai ilmu pengetahuan. jadi tidak begitu selevel lah jika terlalu tinggi. hehee
sering saya merasa bahwa ia memanfaatkan sifatnya yang seperti itu. berlagak gombal di depan orang lain. sedikit mencandai saya seperti teman laki-lakinya, juga seperti tidak menganggap saya ada di saat sedang mengobrol dengan perempuan lain. benar-benar panas hati saya saat itu. ingin rasanya menjauh sejauh-jauhnya dan tidak mengenalnya lagi sebagai pasangan. sering. sering sekali. tapi, jika ingat bapak (orangtua si Abang) yang begitu baik dan welcome menerima saya, rasanya seluruh kegeramman ini menguap tanpa asap. saya selalu rindu pada mamiq di mana saja. dan kehadiran bapak, sedikitnya mampu menghadirkan kehangatan seorang ayah dalam hari-hari saya. semoga ini memiliki ujung yang baik. kugenggam tanganMu, Tuhan..
siklus kecemburuan saya sebenarnya tidaklah terlalu rumit. saya hanya tidak suka jika ia membiarkan saya menahan bara iri ini dalam diri terlalu lama. lelah dengan ketidakpekaannya, saya ceritakan hal ini padanya. ia hanya berkata, "Jangan mikir macam-macam. Abang ini miliku, and you are mine." diakhiri dengan cubitan di pipi, lalu berlalu begitu saja. dan, sikapnya tidak berubah. tetap saya ramah pada perempuan. tetap serupa gombal dan membuat mereka melayang-layang setiap mendengar suaranya yang renyah.
dan untuk siang hari tadi (29/10), saya hampir menangis haru mengetahui suatu kenyataan dalam dirinya. dibalik ketidakpekaannya terhadap kecemburuan saya, kegombalannya di hadapan yang lain, ia benar-benar menatap dan memiliki hati ini. mungkin bagi orang lain, ini hal kecil, dan hal kecil inilah yang saya inginkan darinya. ia menyimpan rapi foto-foto kami dengan folder khasnya ia memanggil saya; "my Baiq"
berputarlah seluruh kenangan dari awal bertemu, hingga detik ini saya menulis. dibalik acuhnya ia di depan orang lain, ia tetap menggandeng tangan saya di belakang punggungnya. dalam ketidakpeduliannya yang saya anggap tidak romantis ataupun tidak perhatian, ia diam-diam menjadi 'tim infestigasi' dan sayalah berita kriminalnya.
selama ini, di balik tirai kegombalannya, ia selalu membisikkan cinta pada setiap indera yang menyusun raga Baiq Ilda Karwayu. kini, apa saya masih merasa cemburu? Hmm... ia terlalu 'terbuka' untuk dicemburui.
I am a man,
who sees,
the shadow in your eyes..
^_^